Hendri Kampai: Mengabdi untuk Bangsa, Bukan untuk Diri Sendiri, Cerita di Balik Amanah Jabatan

    Hendri Kampai: Mengabdi untuk Bangsa, Bukan untuk Diri Sendiri, Cerita di Balik Amanah Jabatan

    PEMERINTAHAN - Bayangkan Anda diberi tugas besar. Bukan sekadar tugas biasa, tetapi sebuah amanah yang melibatkan jutaan kehidupan. Anda menjadi kepala desa, lurah, camat, bupati, walikota, gubernur, bahkan presiden. Jabatan ini adalah mimpi banyak orang, tetapi juga ujian yang menguji nurani dan keberanian. Bagaimana Anda menjalani amanah ini? Apakah sebagai kesempatan untuk mengabdi atau justru jebakan untuk memperkaya diri?

    Mari kita mulai dari seorang kepala desa. Dalam desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, kepala desa menjadi tumpuan harapan. Warga datang mengeluhkan jalan rusak, sawah yang kekeringan, hingga kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Jika kepala desa memilih memperkaya diri, mungkin ia bisa membeli tanah lebih luas atau mobil baru. Tetapi apa jadinya dengan warganya? Jalan tetap berlubang, air tetap sulit, dan anak-anak kehilangan masa depan. Sebaliknya, seorang kepala desa yang benar-benar mengabdi akan menggunakan anggaran desa untuk membangun jalan, memasang irigasi, dan mendirikan perpustakaan kecil. Ia tahu bahwa kebahagiaan warga adalah cerminan keberhasilannya.

    Naik satu tingkat, seorang camat atau lurah memiliki wilayah yang lebih luas. Ia menghadapi tantangan lebih besar, mulai dari koordinasi pembangunan hingga persoalan sosial. Godaan untuk korupsi makin besar. Dengan sekali tanda tangan, ia bisa mempermainkan dana pembangunan. Tetapi di sinilah integritas diuji. Seorang camat atau lurah yang memahami arti pengabdian akan memastikan setiap rupiah yang dianggarkan benar-benar dirasakan oleh rakyatnya.

    Lalu, bagaimana dengan bupati atau walikota? Jabatan ini sering kali menjadi batu loncatan menuju posisi lebih tinggi. Namun, seorang pemimpin sejati tidak melihat jabatan sebagai tangga karier, melainkan sebagai panggung pengabdian. Ia menyadari bahwa sekolah yang rusak harus diperbaiki, layanan kesehatan harus diperluas, dan ekonomi rakyat harus diperkuat. Bukannya mengumpulkan kekayaan untuk keluarga dan kolega, ia justru membangun sistem yang transparan agar rakyat mendapatkan hak mereka.

    Gubernur dan presiden berada di puncak piramida. Keputusan mereka memengaruhi jutaan, bahkan ratusan juta jiwa. Di sinilah ujian terbesar: apakah mereka menggunakan kekuasaan untuk kebaikan bersama atau hanya untuk memperkaya kelompok kecil di sekeliling mereka? Seorang presiden yang mengabdi kepada bangsa dan negara akan berjuang untuk menciptakan lapangan kerja, menjaga stabilitas ekonomi, dan mempersatukan rakyat. Ia tahu bahwa setiap kebijakan yang ia buat adalah untuk memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

    Menjadi kepala desa, lurah, camat, bupati, walikota, gubernur, atau presiden adalah jalan panjang yang penuh liku. Setiap jabatan ini adalah kesempatan untuk meninggalkan jejak sejarah, bukan sekadar mempertebal rekening bank. Pemimpin sejati mengerti bahwa harta yang ia miliki bukanlah rumah megah atau mobil mewah, melainkan doa dan kepercayaan dari rakyatnya.

    Pada akhirnya, jabatan hanyalah sementara. Kekuasaan bisa hilang kapan saja, tetapi warisan kebaikan akan dikenang selamanya. Maka, ketika amanah itu datang, pilihlah untuk mengabdi, bukan mengambil. Karena sejatinya, seorang pemimpin adalah pelayan rakyatnya. Bukan sebaliknya.

    Jakarta, 09 Januari 2025
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai jabatan amanah
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Banyak Berjanji tapi Minus...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Bupati Barru dan Forkopimda Sambut Hangat Kedatangan Kapolda SulSel Bersama Ibu Bhayangkari di Mapolres Barru
    Jumpa Pers Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Periode  2025-2030 Usai di Tetapkan KPU Barru
    Hendri Kampai: Mengabdi untuk Bangsa, Bukan untuk Diri Sendiri, Cerita di Balik Amanah Jabatan
    Kapolda Sul-Sel Irjen Pol. Yudhiawan Bersama Ketua Bhayangkari Kunjungan Kerja di Kantor Mapolres Barru
    Hendri Kampai: Yang Dibutuhkan Rakyat Pengobatan Gratis, Bukan Sekadar MCU – Setelah MCU, Lalu Apa?

    Ikuti Kami